Gejala dehidrasi pada anak
sebaiknya dikenali dan diwaspadai. Dalam tahap ringan, dehidrasi dapat
memengaruhi secara langsung terhadap daya tangkap dan konsentrasi anak.
Bila sudah dalam tahap berat, dehidrasi bisa sangat fatal dan
berbahaya.
Tanda atau gejala anak mengalami kekurangan cairan, antara lain sakit kepala yang dilanjutkan meningkatnya suhu tubuh. Apabila kekurangan cairan terus berlanjut, stamina dan konsentrasi anak terus menurun, dan berujung pada hilangnya kesadaran.
Warna urine anak juga semakin gelap sebanding dengan
parahnya dehidrasi. Dari tanda tersebut, peningkatan suhu tubuh paling
sering ditemukan. Hal ini dikarenakan anak tidak memiliki kapasitas pembuangan air sebanyak orang dewasa.
Ketika suhu tubuh mulai naik, orangtua harus mengecek
dan memastikan kecukupan cairan yang diterima anak. Kebutuhan cairan
untuk anak per hari adalah 1,9-2,2 liter. Namun angka ini berubah sesuai
cuaca dan aktivitas anak. Cuaca dan aktivitas yang tinggi memungkinkan
kebutuhan cairan anak bertambah.
Orangtua harus memenuhi kecukupan cairan anak setiap
hari. Sekalipun tidak haus atau cuaca dan aktivitas sedang rendah,
jumlah cairan minimal setara 1,9 liter harus diterima tubuh anak. Bila
perlu tambahkanlah sekitar 1/5 cairan dibentuk dalam tubuh melalui
proses metabolisme. Pencegahan dehidrasi perlu dilakukan dengan
membiasakan minum air secara teratur setiap harinya. Cairan apapun, bisa
dikonsumsi asal bebas bahan pengawet, zat kimia berbahaya, dan tidak
beracun.
Apabila cairan tersebut bernutrisi tentu lebih baik
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Minum susu cair misalnya, dapat
menjadi salah satu alternatif bagi pemenuhan cairan bagi anak-anak.
Konsumsi susu dengan kandungan protein, mineral, dan vitamin tidak hanya dapat mengatasi dehidrasi, tetapi membantu mencukupi kebutuhan nutrisi anak.